ASUHAN
KEPERAWATAN GERONTIK
Oleh :
Simon Sani Kleden, Skep, Ns
Review
1
Ilmu Keperawtan Gerontik ® Ilmu
+ Kep +
Gerontik
1
Keperawatan ® Konsisten dengan hasil Lokakaraya Nas Keperawatan 1983
1
Gerontik ® Gerontologi + Geriatrik
Gerotologi adalah
cabang ilmu yang membahas / menangani ttg proses penuaan &
masalah yang timbul pd orang yg
berusia lanjut.
Geriatrik
adalah berkaitan dg penyakit atau
kecacatan yang terjadi pada orang yang berusia lanjut.
Keperawatan
Gerontik adalah Bentuk suatu pelayanan profesional yang berdasarkan ilmu &
kiat/tehnik keperawatan yg berbentuk bnio-psiko-sosial-spritual & kultural
yang holisti tujukan pd klien lanjut usia baik sehat maupun sakit pada tingkat
individu, keluaraga, kelompok, dan masyarakat.
Pendahuluan
Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah
mewujudkan hasil ynag positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan eknomi,
perbaikan linkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di
bidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan umur harapan
hidup manusia. Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan
bertambah cenderung lebih cepat.
Peningkatan umur harapan hidup masyarakat di Indonesia dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 1.1
Angka Harapan Hidup di Indonesia
Tahun
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Total
|
|
|
|
|
Sumber: BPS, 1992 ,
1993 Keterangan: Angka harapan hidup sejak lahir
Saat ini, di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata – rata 60 tahun dan diperkirakan pada
tahun 2025 akan
mencapai 1,2
milyar. Di negara maju seperti Amerika Serikat pertambahan orang lanjut usia
lebih kurang 1000
orang per hari pada tahun 1985
dan diperkirakan 50 %
dari penduduk berusia di atas 50
tahun sehingga istilah “Baby Boom” pada masa lalu berganti menjadi “Ledakan
penduduk lanjut usia”.
Menurut penelitian yang dilakukan terhadap orang lanjut usia di Indonesia
yang dilakukan oleh Prof. Dr.R. Boedhi Darmojo, terjadi peningkatan jumlah
lanjut usia yang sangat signifikan seperti terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 1.1
Demografi Orang Lanjut Usia di Indonesia
Tahun
|
|
|
|
|
|
|
Total penduduk
(
|
|
|
|
|
|
|
a. Total
(juta)
|
|
|
|
|
|
|
b. Persentase
(%)
|
|
|
|
|
|
|
Harapan hidup
|
|
|
|
|
|
|
Menurut penelitian Prof. Dr. R. Boedhi Darmojo
Berdasarkan Data pada Biro
Pusat Statistika dan beberapa sumber lain, dapat diketahui jumlah dan
prosentase populasi lansia di Indonesia pada tahun 1971 – 2020 sesuai pada tabel berikut ini:
Tabel 1.2
Jumlah dan Persentase Populasi Lansia Indonesia 1971 – 2020
Tahun
|
Jumlah
Lansia
|
Persentase
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber:
(a) Biro Pusat Statistika, 1974 ;
(b) Biro Pusat Statistika,1983 ;
(c) Biro Pusat
Statistika,
1992 ; (d) Ananta
dan Anwar, 1994 .
Dikutip oleh Djuhari dan Anwar, 1994
Meningkatnya
umur harapan hidup dipengaruhi oleh:
1)
Majunya pelayanan
kesehatan
2)
Menurunnya angka
kematian bayi dan anak
3)
Perbaikan gizi dan
sanitasi
4)
Meningkatnya pengawasan
terhadap penyakit infeksi
Secara individu, pada usia di atas 55 tahun terjadi proses penuaan
secara alamiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi
dan psikologis. Dengan bergesernya pola perekonomian dari pertanian ke industri
maka pola penyakit pada lansia juga bergeser dari penyakit menular menjadi
penyakit tidak menular (degeneratif).
Survei rumah tangga tahun 1980 , angka kesakitan penduduk
usia lebih dari 55
tahun sebesar 25,70 %
diharapkan pada tahun 2000
nanti angka tersebut menjadi 12,30 %
(Depkes RI, Pedoman Pembinaan Kesehatan Lanjut Usia Bagi Petugas Kesehatan I, 1992 ).
Perawatan terhadap pasien lansia bisa
menjadi tugas yang menantang bagi para tenaga klinis. Perubahan – perubahan
kecil dalam kemampuan seorang pasien lansia untuk melaksanakan aktivitas sehari
– hari atau perubahan kemampuan seorang pemberi asuhan keperawatan dalam
memberikan dukungan hendaknya memiliki kemampuan untuk mengkaji aspek
fungsional, sosial, dan aspek – aspek lain dari kondisi klien lansia.
KONSEP
TEORI
Lanjut usia
merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Menurut UU No.4 tahun 1965 : “Seorang dapat dinyatakan sebagai orang jompo atau lanjut usia setelah
yang bersangkutan mencapai umur 55
tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya
mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah
dari orang lain.” ‘Menua’/menjadi
tua=aging adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk
infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
Menurut oraganisasi kesehatan
dunia (WHO), lanjut usia meliputi:
1)
Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
2)
Lanjut usia (elderly) antara 60 – 74 tahun
3)
Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90 tahun
4)
Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun
Menurut Birren dan Renner dalam Johanna E.P (1991 ; 75 ) usia biologis dapat diberi batasan
sebagai suatu estimasi posisi seseorang dalam hubungannya dengan potensi jangka
hidupnya. Menurut Eisdoefer dan Wilkie dalam Johanna, EP (1993 , 75 ) mengatakan bahwa usia biologis adalah
proses genetik yang berhubungan waktu, tetapi terlepas dari stres, trauma dan
penyakit. Seseorang dikatakan muda secara biologis apabila secara kronologis
tua, tetapi organ-organ tubuhnya, seperti jantung, ginjal, hati, saluran
pencernaan, tetap berfungsi seperti waktu muda.
Usia psikologis adalah kapasitas individu untuk
adaptif dalam hal ingatan, belajar, intelegnsi, keterampilan, perasaan,
motivasi dan emosi. Apabila hal ini masih baik dan stabil dapat dikatakan
secara psikologis ia masih dewasa.
Usia sosial menekankan peran dan kebiasaan seseorang
dalam hubungannya dengan orang lain dan menjalankan perannya dengan penuh
tanggung jawab di mayarakat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
ketuaan :
1.
Herediter
2.
Nutrisi
3.
Status Kesehatan
4.
Pengalaman hidup
5.
Lingkungan
6.
Stress
Pada
hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua
(Nugroho, 1992 ).
Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa
tua berarti mengalami kemuduran secara fisik maupun psikis. Kemunduran fisik
ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut memutih, penurunan pendengaran,
penglihatan memburuk, gerakan lambat, kelainan berbagai fungsi organ vital,
sensitivitas emosional meningkat dan kurang gairah.
Meskpun secara alamiah terjadi penurunan fungsi
berbagai organ, tetapi tidak harus menimbulkan penyakit oleh karenanya usia lanjut
harus sehat.
Sehat dalam hal ini diartikan:
1)
Bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial,
2)
Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan
sehari – hari,
3)
Mendapat dukungan secara sosial dari keluarga dan
masyarakat (Rahardjo, 1996 )
Akibat perkembangan usia, lanjut
usia mengalami perubahan – perubahan yang menuntut dirinya untuk menyesuakan
diri secara terus – menerus. Apabila proses penyesuaian diri dengan
lingkungannya kurang berhasil maka timbullah berbagai masalah. Hurlock (1979 ) seperti dikutip oleh
MunandarAshar Sunyoto (1994 )
menyebutkan masalah – masalah yang menyertai lansia yaitu:
1)
Ketidakberdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan
pada orang lain,
2)
Ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan
total dalam pola hidupnya,
3)
Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang
telah meninggal atau pindah,
4)
Mengembangkan aktifitas baru untuk mengisi waktu luang
yang bertambah banyak dan
5)
Belajar memperlakukan anak – anak yang telah tumbuh
dewasa. Berkaitan dengan perubahan fisk, Hurlock mengemukakan bahwa perubahan
fisik yang mendasar adalah perubahan gerak.
Lanjut
usia juga mengalami perubahan dalam minat. Pertama minat terhadap diri makin
bertambah. Kedua minat terhadap penampilan semakin berkurang. Ketiga minat
terhadap uang semakin meningkat, terakhir minta terhadap kegiatan – kegiatan
rekreasi tak berubah hanya cenderung menyempit. Untuk itu diperlukan motivasi
yang tinggi pada diri usia lanjut untuk selalu menjaga kebugaran fisiknya agar
tetap sehat secara fisik. Motivasi tersebut diperlukan untuk melakukan latihan
fisik secara benar dan teratur untuk meningkatkan kebugaran fisiknya.
Berkaitan
dengan perubahan, kemudian Hurlock (1990 )
mengatakan bahwa perubahan yang dialami oleh setiap orang akan mempengaruhi
minatnya terhadap perubahan tersebut dan akhirnya mempengaruhi pola hidupnya.
Bagaimana sikap yang ditunjukkan apakah memuaskan atau tidak memuaskan, hal ini
tergantung dari pengaruh perubahan terhadap peran dan pengalaman pribadinya.
Perubahan ynag diminati oleh para lanjut usia adalah perubahan yang berkaitan
dengan masalah peningkatan kesehatan, ekonomi/pendapatan dan peran sosial
(Goldstein, 1992 )
Dalam
menghadapi perubahan tersebut diperlukan penyesuaian. Ciri – ciri penyesuaian yang tidak baik dari lansia (Hurlock, 1979 , Munandar, 1994 ) adalah:
1)
Minat sempit terhadap kejadian di lingkungannya.
2)
Penarikan diri ke dalam dunia fantasi
3)
Selalu mengingat kembali masa lalu
4)
Selalu khawatir karena pengangguran,
5)
Kurang ada motivasi,
6)
Rasa kesendirian karena hubungan dengan keluarga kurang
baik, dan
7)
Tempat tinggal yang tidak diinginkan.
Di lain pihak ciri penyesuaian diri lanjut
usia yang baik antara lain adalah: minat yang kuat, ketidaktergantungan secara
ekonomi, kontak sosial luas, menikmati kerja dan hasil kerja, menikmati kegiatan
yang dilkukan saat ini dan memiliki kekhawatiran minimla trehadap diri dan
orang lain.
TEORI-TEORI TENTANG PROSES PENUAAN
Proses
penuaan dipandang sebagai sebuah proses total dan sudah dimulai saat masa
konsepsi. Meskipun penuaan adalah sebuah proses berkelanjutan, belum tentu
seseorang meninggal hanya karena usia tua.
Sebab individu memiliki perbedaan yang unik terhadap genetik, sosial,
psikologik, dan faktor-faktor ekonomi yang saling terjalin dalam kehidupannya
menyebabkan peristiwa menua berbeda pada setiap orang. Dalam sepanjang kehidupannya, seseorang
mengalami pengalaman traumatik baik fisik maupun emosional yang bisa melemahkan kemampuan seseorang untuk
memperbaiki atau mempertahankan dirinya.
Akhirnya periode akhir dari hidup yang disebut senescence terjadi saat
organisme biologik tidak dapat menyeimbangkan lagi mekanisme “Pengerusakan dan
Perbaikan”.
a. Teori Biologi
1)
Perubahan biologi yang berasal dari dalam
(intrinsik)/ Teori Genetika
a)
Teori jam biologi
(Biological clock theory). Proses menua dipengaruhi oleh faktor-faktor
keturunan dari dalam. Umur seseorang seolah-olah distel seperti jam.
b)
Teori menua yang
terprogram (program aging theory), sel tubuh manusia hanya dapat membagi
diri sebanyak 50
kali.
c)
Teori Mutasi
(somatic mutatie theory), setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.
d)
The Error Theory,
“Pemakaian dan rusak” kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah
(terpakai).
2)
Perubahan biologik yang berasalah dari
luar/ekstrinsik (Teori Non Genetika).
a)
Teori radikal
bebas, meningkatnya bahan-bahan radikal bebas sebagai akibat pencemaran lingkungan akan menimbulkan
perubahan pada kromosom pigmen dan jaringan kolagen.
b)
Teori imunlogi,
perubahan jaringan getah bening akan mengakibatkan ketidakseimbangan sel T dan
terjadi penurunan fungsi sel-sel kekebalan tubuh, akibatnya usia lanjut mudah
terkena infeksi.
b.
Teori Psikologik
1) Maslow Hierarchy Human Needs Theory
Teori
Maslow mengungkapkan hirarki kebutuhan manusia yang meliputi 5 hal (kebutuhan biologik, keamanan
dan kenyamanan , kasih sayang, harga diri,
dan aktualisasi diri.
2)
Jung’s Theory of invidualism
Teori
individualism yang dikemukakan Carl Jung (1960 )
mengungkapkan perkembangan personality dari anak-anak, remaja, dewasa
muda, dewasa pertengahan hingga dewasa tua (lansia) yang dipengaruhi baik dari
internal maupun eksternal.
3) Course of Human Life Theory
Chorlotte
Buhler juga merupakan penganut teori psikologik dengungkapkan bawa teori
perkembangan dasar manusia yang difokuskan pada identifikasi pencapaian tujuan
hidup seseorang dalam melalui fase-fase perkembangan.
4) Eight Stages of Life Theory
Teori
“Eight Stages of Life” yang dikemukakan Erikson (1950 ) adalah suatu teori perkembangan
psikososial yang terbagi atas 8
tahap, yang mempunyai tugas dan peran yang perlu diselesaikan dengan baik :
Tahap I
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
Tahap V
Tahap VI
Tahap VII
Tahap VIII
|
Masa bayi à
timbul kepercayaan dasar (basic trust)
Tahap
penguasaan diri (autonomi)
Tahap
inisiatip
Timbulnya
kemauan untuk berkarya (Industriousness)
Mencari identitas
diri (Identy)
Timbulnya
keintiman (Intimacy)
Mencapai
kedewasaan (generativity)
Memasuki usia
lanjut akan mencapai kematangan kepribadian (ego Integrity), dia merupakan
orang yang memiliki integritas dalam kepribadian sehingga mampu berbuat untuk
kepentingan umum. Kegagalan pada tahap ini akan menyebabkan cepat putus asa.
|
Demikian
juga dengan teori “Developmental Task” yang dikemukakan Havighurst (1972 ) bahwa masing-masing
individu melalui tahap-tahap perkembangan secara spesifik dan terjadi variasi/perbedaan
antara individu satu dengan lainnya.
Tahap
perkembangan ini harus dilalui dengan baik sehingga individu akan merasakan
kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup.
Berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan lanjut usia, antara
lain: (Setiabudhi, T. 1999
: 40 -42 )
a) Makin besar jumlah lansia yang
berada dibawah garis kemiskinan.
b) Makin
melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia lanjut
kurang diperhatikan , dihargai dan dihormati.
c) Lahirnya kelompok masyarakat
industri.
d) Masih
rendahnya kuantitas dan kulaitas tenaga profesional pelayanan lanjut usia.
e) Belum
membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan lansia.
a)
Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik fisik, mental
maupun sosial.
b) Berkurangnya integrasi sosial
lanjut usia.
c) Rendahnya produktifitas kerja
lansia.
d) Banyaknya lansia yang miskin,
terlantar dan cacat.
e) Berubahnya
nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan masyarakat individualistik.
f) Adanya
dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat mengganggu kesehatan fisik
lansia
1)
Perubahan fisik
Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai
kesemua sistim organ tubuh, diantaranya sistim pernafasan, pendengaran,
penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastro
intestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen.
2)
Perubahan mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental
:
a)
Pertama-tama perubahan fisik, khsusnya organ perasa.
b)
Kesehatan umum
c)
Tingkat pendidikan
d)
Keturunan (hereditas)
e)
Lingkungan
f)
Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan
ketulian.
g)
Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan
jabatan.
h)
Rangkaian dari kehilangan , yaitu kehilangan hubungan
dengan teman dan famili.
i)
Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan
terhadap gambaran diri, perubahan konsep dir.
3)
Perubahan spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam
kehidupannya (Maslow, 1970 )
Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya , hal
ini terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan
Zentner, 1970 )
Menurut the National Old People’s Welfare Council ,
dikemukakan 12
macam penyakit lansia, yaitu :
1) Depresi mental
2) Gangguan pendengaran
3) Bronkhitis kronis
4) Gangguan pada tungkai/sikap berjalan.
5) Gangguan pada koksa / sendi pangul
6) Anemia
7) Demensia
Asuhan Keperawatan Usia lanjut
Model Asuhan
yang sesuai masih dalam penelitian ttp yg lebih dpt diteerima sementara ini ad
An Adaptation Model of Nursing dr Sister
Callista Roy.
Model Manejerial
yang sesuai juga masih dalam penelitian ttp yg lebih mengarah pada tindakan
profesianal perlu dipertimbangkan dari segi ketenagaan & visi, missi &
Tujuan yang ada pada organisasi pelayannan keperawatan.
Pengkajian
1.
Kemunduran fisik
F
Secara umum : jantung, paru, otot
F
Pleksibilitas
F
Waktu reaksi
F
Daya tahan stress fisik
F
Seksual
2.
Kemunduran psikologis
Ä
Intelegensi (abstrak , problem solving
Ä
Daya ingat
Ä
Px kontitusi.
Ä
Perubahan aspek keperibadian (egoistik, harga
diri, perilaku)
Ä
Emosi (curiga, depresi, takut, bingung, putus
asa, bunuh diri, pesimis, cerewet)
Ä
Kreatifitas , produk tivitas ¯
3.
Kemampuan sosial
·
Kehilangan kedudukan , kekuasaan &
penghasilan
·
Kehilangan teman-teman, teman hidup
·
Sulit terima gagasan baru.
4.
Sistem kardiovaskuler
·
Nyeri prekardial, sesak nafas
·
Lekas lelah, sesak tengah malam
·
Bingung, muntah, nyeri perut
·
Sulit tidur
·
Hipertensi, penyakit jantung lain
5.
Metabolik, endrokrinologik
·
Diabetes Melitus
·
Gangguan seksualitas
¯
Perempuan klimaktorium, osteoporosis,
¯
Laki-laki mak climacterium
(50 – 60 thn ), prostat, gangguan
kencing.
Klimakterium
¯
Sindroma : gangguan endokrin somatetik, psikis
¯
Vosomotoris : Hot fleshes, keriput,
berdebar-debar, sakit kepala
¯
Prilaku : sukar tidur, kelelahan, Konsentrasi (
depresi, agrofafobi, nervous, iritable, cemas.
¯
atropi : Disparemia, payudara, mengecil,
clastititis vagina ( , osteoporosis (patah) 10 % & 60 – 64 thn)
¯
Libido : Berkurang/ hilang, 40 % serius, perlu terap medik.
6.
Kelainan syaraf
§
Gangguan peredaran darah otak, sepintas (6 Pdas – CVA)
§
Tumor otak
§
Pusing (iskemi, PST, Keseimbangan)
7.
Mata
§
Kulit sekitar ð kendor ð
kecantikan ¯
§
Mudah infeksi
§
Gangguan penglihatan
§
Katarak
8.
Otot tulang
§
Rematik
§
Patah tulang
9.
Sistem nafas
¯
Kelanjutan masa muda
¯
TBC, Tumor, asma.
0 komentar:
Posting Komentar