***

***

Jumat, 06 Desember 2013

materi lansia


ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
Oleh : Simon Sani Kleden, Skep, Ns


Review
1 Ilmu Keperawtan Gerontik ®  Ilmu  +  Kep  +  Gerontik
1 Keperawatan ® Konsisten  dengan hasil Lokakaraya Nas Keperawatan 1983
1 Gerontik ® Gerontologi  + Geriatrik

Gerotologi adalah  cabang ilmu yang membahas / menangani ttg proses penuaan & masalah        yang timbul pd orang yg berusia lanjut.
Geriatrik adalah  berkaitan dg penyakit atau kecacatan yang terjadi pada orang yang berusia lanjut.

Keperawatan Gerontik adalah  Bentuk  suatu pelayanan  profesional yang berdasarkan ilmu & kiat/tehnik keperawatan yg berbentuk bnio-psiko-sosial-spritual & kultural yang holisti tujukan pd klien lanjut usia baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluaraga, kelompok, dan masyarakat.

Pendahuluan
Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil ynag positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan eknomi, perbaikan linkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat.
Peningkatan umur harapan hidup masyarakat di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut:




Tabel 1.1 Angka Harapan Hidup di Indonesia

Tahun

Laki-laki
Perempuan
Total
1971
1980
1990
1995
2000
2005
2010
2015
2020
44,2
50,6
58,1
61,5
63,3
64,9
66,4
67,7
69,0
47,2
53,7
61,5
65,4
67,2
68,8
70,4
71,7
73,0
45,7
52,2
59,8
63,5
65,3
66,9
68,4
69,8
71,7
Sumber: BPS, 1992, 1993  Keterangan: Angka harapan hidup sejak lahir

Saat ini, di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata – rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Di negara maju seperti Amerika Serikat pertambahan orang lanjut usia lebih kurang 1000 orang per hari pada tahun 1985 dan diperkirakan 50% dari penduduk berusia di atas 50 tahun sehingga istilah “Baby Boom” pada masa lalu berganti menjadi “Ledakan penduduk lanjut usia”.
Menurut penelitian yang dilakukan terhadap orang lanjut usia di Indonesia yang dilakukan oleh Prof. Dr.R. Boedhi Darmojo, terjadi peningkatan jumlah lanjut usia yang sangat signifikan seperti terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 1.1 Demografi Orang Lanjut Usia di Indonesia
Tahun
1980
1985
1990
1995
2000
2020
Total penduduk (55 tahun ke atas)
148
165
183
202
222

a. Total (juta)
11,4
13,3
16
19
22,2
29,12
b. Persentase (%)
7,7
8
8,7
9,4
10
11,09
Harapan hidup
55,30
58,19
61,12
64,05
65-70
70-75
Menurut penelitian Prof. Dr. R. Boedhi Darmojo
      Berdasarkan Data pada Biro Pusat Statistika dan beberapa sumber lain, dapat diketahui jumlah dan prosentase populasi lansia di Indonesia pada tahun 19712020 sesuai pada tabel berikut ini:
Tabel 1.2 Jumlah dan Persentase Populasi Lansia Indonesia 19712020

Tahun

Jumlah Lansia
Persentase
1971 (a)
5.306.874
4,48%
1980 (b)
7.998.543
5,45%
1990 (c)
11.277.557
6,29%
1995 (d)
12.778.212
6,56%
2000 (d)
15.262.199
7,28%
2005 (d)
17.767.709
7,97%
2010 (d)
19.936.859
8,48%
2015 (d)
23.992.553
9,77%
2020 (d)
28.822.879
11,34%
Sumber: (a) Biro Pusat Statistika, 1974; (b) Biro Pusat Statistika,1983; (c) Biro Pusat
Statistika, 1992; (d) Ananta dan Anwar, 1994. Dikutip oleh Djuhari dan Anwar, 1994
Meningkatnya umur harapan hidup dipengaruhi oleh:
1)      Majunya pelayanan kesehatan
2)      Menurunnya angka kematian bayi dan anak
3)      Perbaikan gizi dan sanitasi
4)      Meningkatnya pengawasan terhadap penyakit infeksi
            Secara individu, pada usia di atas 55 tahun terjadi proses penuaan secara alamiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis. Dengan bergesernya pola perekonomian dari pertanian ke industri maka pola penyakit pada lansia juga bergeser dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular (degeneratif).
Survei rumah tangga tahun 1980, angka kesakitan penduduk usia lebih dari 55 tahun sebesar 25,70% diharapkan pada tahun 2000 nanti angka tersebut menjadi 12,30% (Depkes RI, Pedoman Pembinaan Kesehatan Lanjut Usia Bagi Petugas Kesehatan I, 1992).
Perawatan terhadap pasien lansia bisa menjadi tugas yang menantang bagi para tenaga klinis. Perubahan – perubahan kecil dalam kemampuan seorang pasien lansia untuk melaksanakan aktivitas sehari – hari atau perubahan kemampuan seorang pemberi asuhan keperawatan dalam memberikan dukungan hendaknya memiliki kemampuan untuk mengkaji aspek fungsional, sosial, dan aspek – aspek lain dari kondisi klien lansia.

KONSEP TEORI

2.1 Konsep Teori Lansia
2.1.1 Batasan Lansia
Lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Menurut UU No.4 tahun 1965: “Seorang dapat dinyatakan sebagai orang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain.”  Menua’/menjadi tua=aging adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
Menurut oraganisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi:
1)      Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
2)      Lanjut usia (elderly) antara 6074 tahun
3)      Lanjut usia tua (old) antara 7590 tahun
4)      Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun
Menurut Birren dan Renner dalam Johanna E.P (1991; 75) usia biologis dapat diberi batasan sebagai suatu estimasi posisi seseorang dalam hubungannya dengan potensi jangka hidupnya. Menurut Eisdoefer dan Wilkie dalam Johanna, EP (1993, 75) mengatakan bahwa usia biologis adalah proses genetik yang berhubungan waktu, tetapi terlepas dari stres, trauma dan penyakit. Seseorang dikatakan muda secara biologis apabila secara kronologis tua, tetapi organ-organ tubuhnya, seperti jantung, ginjal, hati, saluran pencernaan, tetap berfungsi seperti waktu muda.
Usia psikologis adalah kapasitas individu untuk adaptif dalam hal ingatan, belajar, intelegnsi, keterampilan, perasaan, motivasi dan emosi. Apabila hal ini masih baik dan stabil dapat dikatakan secara psikologis ia masih dewasa.
Usia sosial menekankan peran dan kebiasaan seseorang dalam hubungannya dengan orang lain dan menjalankan perannya dengan penuh tanggung jawab di mayarakat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuaan :
1.      Herediter
2.      Nutrisi
3.      Status Kesehatan
4.      Pengalaman hidup
5.      Lingkungan
6.      Stress

2.1.2 Proses Menua
         Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua (Nugroho, 1992). Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua berarti mengalami kemuduran secara fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat, kelainan berbagai fungsi organ vital, sensitivitas emosional meningkat dan kurang gairah.
Meskpun secara alamiah terjadi penurunan fungsi berbagai organ, tetapi tidak harus menimbulkan penyakit oleh karenanya usia lanjut harus sehat.
Sehat dalam hal ini diartikan:
1)      Bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial,
2)      Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari,
3)      Mendapat dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat (Rahardjo, 1996)
Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan – perubahan yang menuntut dirinya untuk menyesuakan diri secara terus – menerus. Apabila proses penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil maka timbullah berbagai masalah. Hurlock (1979) seperti dikutip oleh MunandarAshar Sunyoto (1994) menyebutkan masalah – masalah yang menyertai lansia yaitu:
1)      Ketidakberdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada orang lain,
2)      Ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam pola hidupnya,
3)      Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah meninggal atau pindah,
4)      Mengembangkan aktifitas baru untuk mengisi waktu luang yang bertambah banyak dan
5)      Belajar memperlakukan anak – anak yang telah tumbuh dewasa. Berkaitan dengan perubahan fisk, Hurlock mengemukakan bahwa perubahan fisik yang mendasar adalah perubahan gerak.
Lanjut usia juga mengalami perubahan dalam minat. Pertama minat terhadap diri makin bertambah. Kedua minat terhadap penampilan semakin berkurang. Ketiga minat terhadap uang semakin meningkat, terakhir minta terhadap kegiatan – kegiatan rekreasi tak berubah hanya cenderung menyempit. Untuk itu diperlukan motivasi yang tinggi pada diri usia lanjut untuk selalu menjaga kebugaran fisiknya agar tetap sehat secara fisik. Motivasi tersebut diperlukan untuk melakukan latihan fisik secara benar dan teratur untuk meningkatkan kebugaran fisiknya.
Berkaitan dengan perubahan, kemudian Hurlock (1990) mengatakan bahwa perubahan yang dialami oleh setiap orang akan mempengaruhi minatnya terhadap perubahan tersebut dan akhirnya mempengaruhi pola hidupnya. Bagaimana sikap yang ditunjukkan apakah memuaskan atau tidak memuaskan, hal ini tergantung dari pengaruh perubahan terhadap peran dan pengalaman pribadinya. Perubahan ynag diminati oleh para lanjut usia adalah perubahan yang berkaitan dengan masalah peningkatan kesehatan, ekonomi/pendapatan dan peran sosial (Goldstein, 1992)
Dalam menghadapi perubahan tersebut diperlukan penyesuaian. Ciri – ciri penyesuaian yang tidak baik dari lansia (Hurlock, 1979, Munandar, 1994) adalah:
1)      Minat sempit terhadap kejadian di lingkungannya.
2)      Penarikan diri ke dalam dunia fantasi
3)      Selalu mengingat kembali masa lalu
4)      Selalu khawatir karena pengangguran,
5)      Kurang ada motivasi,
6)      Rasa kesendirian karena hubungan dengan keluarga kurang baik, dan 
7)      Tempat tinggal yang tidak diinginkan.
 Di lain pihak ciri penyesuaian diri lanjut usia yang baik antara lain adalah: minat yang kuat, ketidaktergantungan secara ekonomi, kontak sosial luas, menikmati kerja dan hasil kerja, menikmati kegiatan yang dilkukan saat ini dan memiliki kekhawatiran minimla trehadap diri dan orang lain.


TEORI-TEORI TENTANG PROSES PENUAAN 
            Proses penuaan dipandang sebagai sebuah proses total dan sudah dimulai saat masa konsepsi. Meskipun penuaan adalah sebuah proses berkelanjutan, belum tentu seseorang meninggal hanya karena usia tua.  Sebab individu memiliki perbedaan yang unik terhadap genetik, sosial, psikologik, dan faktor-faktor ekonomi yang saling terjalin dalam kehidupannya menyebabkan peristiwa menua berbeda pada setiap orang.  Dalam sepanjang kehidupannya, seseorang mengalami pengalaman traumatik baik fisik maupun emosional yang  bisa melemahkan kemampuan seseorang untuk memperbaiki atau mempertahankan dirinya.  Akhirnya periode akhir dari hidup yang disebut senescence terjadi saat organisme biologik tidak dapat menyeimbangkan lagi mekanisme “Pengerusakan dan Perbaikan”.
a.      Teori Biologi
1)      Perubahan biologi yang berasal dari dalam (intrinsik)/ Teori Genetika
a)      Teori jam biologi (Biological clock theory). Proses menua dipengaruhi oleh faktor-faktor keturunan dari dalam. Umur seseorang seolah-olah distel seperti jam.
b)      Teori menua yang terprogram (program aging theory), sel tubuh manusia hanya dapat membagi diri sebanyak 50 kali.
c)      Teori Mutasi (somatic mutatie theory), setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.
d)     The Error Theory, “Pemakaian dan rusak” kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah (terpakai).
2)      Perubahan biologik yang berasalah dari luar/ekstrinsik (Teori Non Genetika).
a)      Teori radikal bebas, meningkatnya bahan-bahan radikal bebas sebagai akibat  pencemaran lingkungan akan menimbulkan perubahan pada kromosom pigmen dan jaringan kolagen.
b)      Teori imunlogi, perubahan jaringan getah bening akan mengakibatkan ketidakseimbangan sel T dan terjadi penurunan fungsi sel-sel kekebalan tubuh, akibatnya usia lanjut mudah terkena infeksi.



b.      Teori Psikologik
1)      Maslow Hierarchy Human Needs Theory
Teori Maslow mengungkapkan hirarki kebutuhan manusia yang meliputi 5 hal (kebutuhan biologik, keamanan dan kenyamanan , kasih sayang, harga diri,  dan aktualisasi diri.
2)      Jung’s Theory of invidualism
      Teori individualism yang dikemukakan Carl Jung (1960)  mengungkapkan perkembangan personality dari anak-anak, remaja, dewasa muda, dewasa pertengahan hingga dewasa tua (lansia) yang dipengaruhi baik dari internal maupun eksternal.
3)      Course of Human Life Theory
      Chorlotte Buhler juga merupakan penganut teori psikologik dengungkapkan bawa teori perkembangan dasar manusia yang difokuskan pada identifikasi pencapaian tujuan hidup seseorang dalam melalui fase-fase perkembangan.
4)      Eight Stages of Life Theory
      Teori “Eight Stages of Life” yang dikemukakan Erikson (1950) adalah suatu teori perkembangan psikososial yang terbagi atas 8 tahap, yang mempunyai tugas dan peran yang perlu diselesaikan dengan baik :
Tahap I
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
Tahap V
Tahap VI
Tahap VII
Tahap VIII

Masa bayi à timbul kepercayaan dasar (basic trust)
Tahap penguasaan diri (autonomi)
Tahap inisiatip
Timbulnya kemauan untuk berkarya (Industriousness)
Mencari identitas diri (Identy)
Timbulnya keintiman (Intimacy)
Mencapai kedewasaan (generativity)
Memasuki usia lanjut akan mencapai kematangan kepribadian (ego Integrity), dia merupakan orang yang memiliki integritas dalam kepribadian sehingga mampu berbuat untuk kepentingan umum. Kegagalan pada tahap ini akan menyebabkan cepat putus asa.
  
   Demikian juga dengan teori “Developmental Task” yang dikemukakan Havighurst (1972) bahwa masing-masing individu melalui tahap-tahap perkembangan secara spesifik dan terjadi variasi/perbedaan antara individu satu dengan lainnya.
   Tahap perkembangan ini harus dilalui dengan baik sehingga individu akan merasakan kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup.

2.1.4 Permasalahan Yang Terjadi Pada Lansia
         Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan lanjut usia, antara lain: (Setiabudhi, T. 1999 : 40-42)
1) Permasalahan umum
a) Makin besar jumlah lansia yang berada dibawah garis kemiskinan.
b) Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia lanjut kurang diperhatikan , dihargai dan dihormati.
c) Lahirnya kelompok masyarakat industri.
d) Masih rendahnya kuantitas dan kulaitas tenaga profesional pelayanan lanjut usia.
e) Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan lansia.
2)  Permasalahan khusus :
a) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik fisik, mental maupun sosial.
b) Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.
c) Rendahnya produktifitas kerja lansia.
d) Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat.
e) Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan masyarakat individualistik.
f) Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat mengganggu kesehatan fisik lansia

2.1.6  Perubahan – perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
1)      Perubahan fisik
Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistim organ tubuh, diantaranya sistim pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastro intestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen.
2)      Perubahan mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :
a)      Pertama-tama perubahan fisik, khsusnya organ perasa.
b)      Kesehatan umum
c)      Tingkat pendidikan
d)     Keturunan (hereditas)
e)      Lingkungan
f)       Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.
g)      Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan.
h)      Rangkaian dari kehilangan , yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan famili.
i)        Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri, perubahan konsep dir.
3)      Perubahan spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya (Maslow, 1970)
Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya , hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan Zentner, 1970)

2.1.7  Penyakit Yang Sering Dijumpai Pada Lansia
Menurut the National Old People’s Welfare Council , dikemukakan 12 macam penyakit lansia, yaitu :
1)      Depresi mental
2)      Gangguan pendengaran
3)      Bronkhitis kronis
4)      Gangguan pada tungkai/sikap berjalan.
5)      Gangguan pada koksa / sendi pangul
6)      Anemia
7)      Demensia

Asuhan Keperawatan  Usia lanjut
Model Asuhan yang sesuai masih dalam penelitian ttp yg lebih dpt diteerima sementara ini ad An Adaptation Model of Nursing dr Sister Callista Roy.

Model Manejerial yang sesuai juga masih dalam penelitian ttp yg lebih mengarah pada tindakan profesianal perlu dipertimbangkan dari segi ketenagaan & visi, missi & Tujuan yang ada pada organisasi pelayannan keperawatan. 

Pengkajian
1.      Kemunduran fisik
F Secara umum : jantung, paru, otot
F Pleksibilitas
F Waktu reaksi
F Daya tahan stress fisik
F Seksual
2.      Kemunduran psikologis
Ä  Intelegensi (abstrak , problem solving
Ä  Daya ingat
Ä  Px kontitusi.
Ä  Perubahan aspek keperibadian (egoistik, harga diri, perilaku)
Ä  Emosi (curiga, depresi, takut, bingung, putus asa, bunuh diri, pesimis, cerewet)
Ä  Kreatifitas , produk tivitas ¯
3.      Kemampuan sosial
·         Kehilangan kedudukan , kekuasaan & penghasilan
·         Kehilangan teman-teman, teman hidup
·         Sulit terima gagasan baru.
4.      Sistem kardiovaskuler
·         Nyeri prekardial, sesak nafas
·         Lekas lelah, sesak tengah malam
·         Bingung, muntah, nyeri perut
·         Sulit tidur
·         Hipertensi, penyakit jantung lain
5.      Metabolik, endrokrinologik
·         Diabetes Melitus
·         Gangguan seksualitas
¯  Perempuan klimaktorium, osteoporosis,
¯  Laki-laki mak climacterium
(5060 thn ), prostat, gangguan kencing.
Klimakterium
¯  Sindroma : gangguan endokrin somatetik, psikis
¯  Vosomotoris : Hot fleshes, keriput, berdebar-debar, sakit kepala
¯  Prilaku : sukar tidur, kelelahan, Konsentrasi ( depresi, agrofafobi, nervous, iritable, cemas.
¯  atropi : Disparemia, payudara, mengecil, clastititis vagina ( , osteoporosis (patah) 10 % & 6064 thn)
¯  Libido : Berkurang/ hilang, 40 % serius, perlu terap medik.
6.      Kelainan syaraf
§  Gangguan peredaran darah otak, sepintas (6 Pdas – CVA)
§  Tumor otak
§  Pusing (iskemi, PST, Keseimbangan)
7.      Mata
§  Kulit sekitar ð kendor ð kecantikan ¯
§  Mudah infeksi
§  Gangguan penglihatan
§  Katarak
8.      Otot tulang
§  Rematik
§  Patah tulang
9.      Sistem nafas
¯  Kelanjutan masa muda
¯  TBC, Tumor, asma.


0 komentar:

Posting Komentar

***

***
 
Copyright © Dani Patrick | Theme by BloggerThemes & simplywp | Sponsored by BB Blogging