STRATEGI
PELAKSANAAN : GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM
A. Kondisi Klien :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, curiga, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Klien tampak tidak mempercayai orang lain, curiga, bermusuhan. Takut, kadang panik. Tidak tepat menilai lingkungan / realitas. Ekspresi tegang, mudah tersinggung
B. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir : waham
C. Tujuan
- Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap
- Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar
- Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
- Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
D.
Tindakan Keperawatan
-
Bina hubungan saling percaya
Sebelum memulai mengkaji pasien dengan waham, saudara harus membina
hubungan saling percaya terlebih dahulu agar pasien merasa aman dan nyaman saat
berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka
membina hubungan saling percaya adalah:
ü
Mengucapkan salam terapeutik
ü
Berjabat tangan
ü
Menjelaskan tujuan interaksi
ü
Membuat kontrak topik, waktu dan tempat
setiap kali bertemu pasien.
-
Bantu orientasi realita
ü Tidak
mendukung atau membantah waham pasien
ü Yakinkan
pasien berada dalam keadaan aman
ü Observasi
pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
ü Jika
pasien terus menerus membicarakan wahamnya dengarkan tanpa memberikan dukungan
atau menyangkal sampai pasien berhenti membicarakannya
ü Berikan
pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas.
ü Diskusikan
kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi sehingga menimbulkan
kecemasan, rasa takut dan marah.
ü Tingkatkan
aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional pasien
ü Berdikusi
tentang kemampuan positif yang dimiliki
ü Bantu
melakukan kemampuan yang dimiliki
ü Berdiskusi
tentang obat yang diminum
ü Melatih
minum obat yang benar
E. Strategi Tindakan
SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi kebutuhan yang tidak
terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan; mempraktekkan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi
Orientasi:
“Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Agung
Nugroho, biasa dipanggil Agung, saya mahasiswa keperawatan dari Universitas Kristen
Satya Wacana Salatiga yang akan praktek di ruangan ini selama 2 minggu ke
depan. Saya hari ini dinas pagi dari pukul 07.00-14.00, saya yang akan merawat
Bapak pagi ini.”
“Nama Bapak siapa?Senangnya dipanggil apa?”
“Pak K, bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang Pak K rasakan sekarang?”
“Berapa lama Pak K mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”
“Bapak mau kita
berbincang-bincang di mana?”
Kerja:
“Saya mengerti Pak K merasa bahwa Pak
K adalah seorang…., tapi yang Bapak rasakan tidak
dirasakan oleh orang lain”
“Tampaknya Bapak gelisah sekali, bisa Bapak ceritakan apa yang
Bapak rasakan?”
“O... jadi bang B merasa
takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak untuk mengatur diri
abang sendiri?”
“Siapa menurut Bapak
yang sering mengatur-atur diri Bapak?”
“Jadi ibu yang terlalu
mengatur-ngatur Bapak, juga kakak dan adik Bapak yang lain?”
“Kalau Bapak sendiri inginnya seperti apa?”
“O... bagus Bapak sudah punya rencana dan jadwal untuk diri sendiri”
“Coba kita bersama-sama tuliskan rencana dan jadwal tersebut”
“Wah..bagus sekali, jadi
setiap harinya Bapak ingin ada kegiatan
diluar rumah karena bosan kalau di rumah terus ya”
Terminasi :
“Oya Pak, karena
sudak 15 menit, apakah Bapak mau kita berbincang-bincang lagi atau sampai
disini saja?”
“Bagaimana perasaan
Bapak setelah
berbincang-bincang dengan saya?”
“Apa saja yang sudah kita bicarakan Pak”
“Bagaimana kalau saya kembali lagi 2 jam lagi”
“Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang
mengenai hobi Bapak?”
“Jadi Bapak, hari ini kita sudah berbincang
tentang perasaan yang Bapak rasakan, Bapak ingin seperti apa dan jadwal yang
sudah kita buat”
“Kalau begitu saya pamit dulu Pak, Selamat
Pagi”
SP 2 Pasien : Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu
mempraktekkannya
Orientasi :
“Selamat Pagi, bagaimana perasaan Bapak saat ini? Bagus!”
“Apakah Bapak sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran Bapak?”
“Bagaimana kalau kita
bicarakan hobi tersebut sekarang?”
“Dimana enaknya kita
berbincang-bincang tentang hobi Bapak
tersebut?”
“Berapa lama Bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20
menit tentang hal tersebut?”
Kerja :
“Apa saja hobi bapak? Saya catat ya Pak, terus apa lagi?”
“Wah.., rupanya Bapak pandai main volley ya, tidak semua orang
bisa bermain volley seperti itu
lho Pak”
“Bisa Bapak ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar
main volley, siapa yang dulu mengajarkannya kepada Bapak, dimana?”
“Bisa Bapak peragakan kepada saya bagaimana bermain volley
yang baik itu?”
“Wah..baik sekali
permainannya”
“Coba kita buat jadwal untuk kemampuan bapak ini ya, berapa kali
sehari/seminggu Bapak mau bermain volley?”
“Apa yang Bapak harapkan dari kemampuan bermain volley
ini?”
“Ada
tidak hobi atau kemampuan Bapak yang lain selain bermain
volley?”
Terminasi :
“Oya Pak, karena sudah 20 menit, apakah mau
kita akhiri percakapan ini atau mau dilanjutkan?”
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan
kemampuan Bapak?”
“Setelah ini coba Bapak lakukan latihan volley sesuai dengan jadwal yang telah kita buat ya?”
“Besok kita ketemu lagi
ya bang?”
“Bagaimana kalau nanti
sebelum makan siang? Di kamar makan saja, ya setuju?”
“Nanti kita akan
membicarakan tentang obat yang harus Bapak
minum, setuju?”
“Kalai begitu, saya pamit Pak ya..Selamat
Pagi”
SP 3 Pasien : Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar
Orientasi :
“Selamat Pagi Pak?.”
“Bagaimana bang sudah
dicoba latihan volley? Bagus sekali”
“Sesuai dengan janji kita
dua hari yang lalu bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang obat yang
Bapak minum?”
“Dimana kita mau
berbicara? Di kamar makan?”
“Berapa lama Bapak mau kita berbicara? 20 atau 30 menit?
Kerja :
“Bapak berapa macam obat yang diminum per Jam berapa saja obat diminum?”
“Bapak perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga
tenang”
“Obatnya ada tiga macam Pak, yang warnanya oranye namanya
CPZ gunanya agar tenang, yang putih ini
namanya THP gunanya agar rileks, dan yang
merah jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya
ini diminum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam”.
“Bila nanti setelah minum
obat mulut Bapak terasa kering, untuk membantu mengatasinya abang bisa banyak minum
dan mengisap-isap es batu”.
“Sebelum minum obat ini Bapak dan ibu mengecek dulu label di kotak obat apakah
benar nama B tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang harus diminum, jam
berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar”
“Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan
kemungkinan besar harus diminum dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi
sebaiknya Bapak tidak menghentikan
sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan dokter”.
Terminasi :
“Oya Pak, karena sudah 30 menit, apakah
percakapan ini mau kita akhiri atau lanjut?”
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat yang bang
B minum? Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?”
“Mari kita masukkan ke jadwal kegiatan Bapak? Jangan lupa minum obatnya
dan nanti saat makan minta sendiri obatnya pada suster”
“Jadwal yang telah kita buat kemarin
dilanjutkan ya Pak!”
“Pak, besok kita ketemu lagi untuk
melihat jadwal kegiatan yang telah dilaksanakan. Bagaimana kalau seperti biasa,
jam 10 dan di tempat sama?”
“Kalau begitu saya pamit dulu Pak,
Selamat Pagi”
DAFTAR
PUSTAKA
Keliat Budi A. 1999. Proses
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 1. EGC : Jakarta
Keliat Budi A. 2009. Model Praktik Keperawatan
Professional Jiwa. EGC : Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar